Kamis, 10 Maret 2011

MEMBUAT TELOR ASIN DAN PROPOSAL USAHANYA



Pada dasarnya proses pembuatan telur asin ini ada beberapa cara. Namun kebanyakan orang lebih memilih dengan cara direndam atau di balut dalam adonan garam dicampur dengan serbuk bata merah, tanah liat, atau abu gosok. Selain itu juga ada yang merendamnya dengan cairan teh bercampur dengan adonan garam.

Dalam hal ini kesemua cara tersebut bertujuan sama yaitu membuat telur itik menjadi telur yang berasa asin. Tetapi ada juga yang mencoba membuat telur asin dengan ditambahkan rasa jahe, rasa jeruk, bahkan rasa cabai kedalam larutan garamnya, sehingga rasa telur tersebut tidak hanya asin, melainkan berpadu dengan rasa lain yang telah ditambahkan kedalam adonan garam tersebut.

Untuk lebih jelasnya kita ulas saja satu persatu tentang proses pembuatan telur asin ini.

A. Pemilihan Telur.

Untuk mengetahui secara pasti kondisi telur yang akan diasinkan, maka perlu dilakukan pemeriksaan sekaligus pemilihan (sortasi). Namun, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa telur-telur yang akan diperiksa tersebut merupakan telur yang belum pernah dierami sama sekali, sehingga kemungkinan adanya janin didalamnya dapat dihindari. Disamping itu, harus dihindari juga penggunaan telur yang telah mengalami keretakan atau pecah kulit, karena selama dalam perendaman putih telurnya akan menerobos keluar dan membuat larutan perendamannya berbau busuk.

Pereiksaan dilakukan dengan memasuukan telur-telur tersebut kedalam suatu wadah atau bak plastik yang telah diisi dengan air, kemudian mengamati posisi telur telur etrsebut didalam air. Telur yang melayang. harus segera dipisahkan, sedangkan telur yang tengelam atau yang setengah melayang dibiarkan terendam beberapa saat sehingga kotorannya mudah dibersihkan. Telur-telur yang baik tersebut, kemudian dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air hingga benar-benar bersih, serta ditiriskan.

Pemeriksaan telur bisa juga dilakukan seperti langkah-langkah berikut :
1. Kelompokkan telur berdasarkan tingkat kebersihannya. kemudian bersihkan mulai dari kelompok kotor kemudian kelompok yang sangat kotor.
2. Telur yang kurang kotor dapat dibersihkan dengan kain/busa halus yang kering atau ampelas nomor 0. Telur yang g kotor dan sangat kotor ditempatkan diwadah terpisah dan dibersihkan dengan cara merendamnya dalam air detergen hangat selama 2 menit untuk melepaskan kotoran yang sudah mengering.
3. Teropong telur yang sudah kering. Perhatikan keutuhan kerabang, keadaan isi telur dan rongga udaranya. Pilihlah telur yang kerabangnya utuh/tidak retak dan isi telur terlihat bersih serta memiliki rongga udara lebih kecil.

B. Membuat Adonan dan Larutan

Sebelum memulai proses pembuatan telur asin, kita buat adonan garam atau larutan garam terlebih dulu untuk bahan pemeraman atau perendaman telur. Kalau kita baru pertama kali membuat telur asin, maka kita harus lebih memperhatikan takaran media atau garam yang akan kita larutkan, agar rasa asin pada telur tidak kurang atau berlebihan. Karena proses pembuatan telur asin ini bisa dilakukan dengan beberapa macam cara. maka kita akan bahas satu persatu cara membuat adonan atau larutan ini.

1. Membuat Larutan Garam.

Proses pembutan larutan garam jebuh ini berfungsi sebagai larutan perendam telur. Proses ini harus didahulukan karena membutuhkan waktu lama untuk mendinginkannya kembali.

Adapun proses pembuatannya diawali dengan memanaskan air hingga suhu tertentu (tidak perlu sampai mendidih) yang sekiranya cukup dapat membantu proses pelarutan garam dan saltpeter. Kemudian masukkan garam dan saltpeter, dan aduk hingga larut seleuruhnya. Selanjutnya angkat larutan garam jenuh tersebut dari perapian, dan diamkan beberapa saat hingga menjadi dingin kembali.

2. Membuat Adonan Garam.

Karena media adonan yang akan dibuat ada 3 jenis, maka kita tentukan takarannya untuk masing-masing media.

a. Adonan 1 dengan media tanah liat.
Takarannya untuk telur ayam atau itik 30 butir, tanah liat 20 genggam, sekam padi 0,5 kg, gara 1 kg, air bersih secukupnya.

b. Adonan 2 dengan media abu gosok atau abu dapur.
Untuk telur ayam atau itik sejunlah 30 butir, takarannya abu gosok 60 genggam, garam 1 kg, air bersih secukupnya.

c. Adonan 3 dengan media serbuk bata merah.
Dengan telur ayam atau itik yang berjumlah 30 butir, kita gunakan serbuk bata merah sebanyak 60 genggam, garam 1 kg, salpeter atau sendawa 50 gram, air bersih secukupnya dan sabun cuci secukupnya.

Cara membuatnya adalah sebagai berikut.
1/ Salah satu bahan adonan (tanah liat, abu, atau serbuk batu merah), dicampur dengan garam dan salpeter sesuai takaran yang telah ditentukan.
2/ Aduk adonan tersebut hingga tercampur merata.
3/. Kemudian tambahkan air sedikit demi seedikit sambil diaduk menjadi adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur.

Untuk mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah tepat.

Dengan cara pemeraman ini, sebagian sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap kedalam telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan lagi, maka perlu ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%-10% dari total berat garam semua.

Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan. Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah yang kurang ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak dapat menempel pada kulit telur.

C. Proses Membuat Telur Asin.

Untuk membuat telur asin, kita harus tahu cara-caranya secara rinci. Setidaknya secara garis besar kita mengetahui urutan pembuatan telur asin ini.

Adapun beberapa cara membuat telur asin yang biasa digunakan oleh kebanyakan orang adalah sebagai berikut.

a. Perendaman dengan larutan garam.
Perendaman telur dilakukan selama 7-10 hari dalam larutan garam yang sudah didinginkan, agar menghasilkan telur asin yang rasa asinnya cukup enak untuk dinikmati. Sebelum telur-telur dimasukkan kedalam wadah perendaman, terlebih dahulu letakkan wadah tersebut ditempat yang aman dan rata, untuk menghindari retak atau pecahnya telur pada saat proses perendaman.

b. Pemeraman dengan adonan garam.
Caranya adalah dengan membungkus telur menggunakan adonan garam. Usahakan agar tiap sisi memiliki tingkat ketebalan yang sama, agar rasa asin yang meresap kedalam telur merata. Kemudian taruh dalam wadah dan peramkan selama 7-10 hari. Setelah pemeraman dianggap cukup maka adonan pembungkus harus segera dilepas dari telur tersebut, sehingga rasa asin pada telur tidak berlebihan. Meresapnya larutan garam kedalam telur memperngaruhi kualitas produk telur asin tersebut.

c. Perendaman dengan adonan garam.
Cara perendaman dengan adonan ini lebih mudah dibadningkan dengan cara pemeraman. Kita tinggal menyediakan wadah, lalu tuangkan sedikit adonan kedalam wadah tersebut sebagai lapisan bawah dan ratakan. Kemudian letakkan telur-telur yang sudah bersih diatas lapisan adonan, dengan memberikan jarak antara telur. Setelah itu timbunlah telur-telur tersebut dengan adonan yang masih tersisa sampai rata menutupi semua telur. Biarkan telur terendam adonan garam selama 7-10 hari. Dalam perendaman ini adonan yang dibuat haruslah lebih banyak daripada untuk pemeraman, karena telur harus tertutup rapat dengan adonan.

Pemanenan

Setelah dirasa [erendaman atau pemeraman cukup waktunya (+/- 7-10 hari ). segera bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada saat pengbongkaran adonan pembalut, sebaiknya tambahkan sedikit air hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur. Dengan demikian, adonan dapat dibongkar dengan lebih mudah dan aman. Setelah itu, pisahkan telur yang kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda kebusukan. Simpan telur yang baik ditempat yang dingin atau bisa langsung direbus. Jika telur hendak dipasarkan, biasanya sisa-sisa adonan yang menempel tidak di bersihkan semua untuk membedakan dengan telur tawar yang masih mentah.

Perebusan

Bila telur asin hendak dipasarkan dalam keadaan matang, maka perebusan dapat langsung dilakukan. Cuci dahulu telur asin yang hendak direbus hingga bersih. Untuk mncegah retak atau pecahnya telur dalam proses perebusan ini, sebaiknya dilakukan cara perebusan seperti berikut ini.
a. Masukkan telur dalam panci perebus yang telah diisi dengan air secukupnya.
b. Panaskan dengan api kecil, usahakan agar air perebus menjadi panas namun tidak mendidih (+/- 30 menit).
c. Selanjutnya, api dapat dibesarkan hingga air mendidih.

Hal ini dilakukan agar putih telur menjadi matang atau mengental terlebih dahulu sebelum mematangkan semua isi telurnya. Sehingga benturan-benturan yang terjadi selama perebusan, tidak akan menyebabkan retak atau pecahnya telur-telur asin tersebut.

Untuk telur asin matang dari hasil perendaman dengan larutan garam jenuh, biasanya memiliki putih telur yang berlubang-lubang (keropos)
Telur asin yang dihasilkan baik dari cara perendaman dengan larutan jenuh, melalui pemeraman, atau perendaman dengan adonan media garam, memiliki hasil yang berbeda-beda baik rasa maupun warnanya. Demikian juga dengan jenis telur dan juga tebal atau tipisnya kulit telur yang mempengaruhi daya serap telur terhadap laritan garam sehingga memberikan hasil yang berbeda pula.

TIPS Khusus Membuat Telur Asin.

Dalam telur asin terdapat kandungan gizi seperti protein, karbohidrat dan mineral beberapa kali lebih besar dibanding telur ituk tawar.

Ciri Telur Asin Rebus Yang Baik adalah :
Memiliki kuning telur berwarna kuning cerah dan berminyak. Dan posisi kuning telur berada ditengah-tengah, bukan dipinggir juga tidak banyak terdapat rongga. Simak baik-baik tips untuk proses membuat telur asin.

A. Direndam dalam larutan teh.
Setelah jadi telur asin mentah biasanya langsung dicuci dan direbus hingga matang. Namun ada juga sebagian orang yang merendam telur pada larutan teh terlebih dahulu sebelum telur asin mentah tersebut direbus. Bahkan kalau mungkin perendaman dilakukan selama 4-8 hari.

Biasanya telur asin yang sudah matang dapat bertahan selama 2-3 minggu. Namun jika hal ini dilakukan keawetan telur asin dapat mencapai hingga 6 minggu.

Penggunakan ekstrak daun teh ini bertujuan agar zat tanin yang terkandung dalam daun teh dapat menutupi pori-pori telur serta memberikan warna coklat muda yang menarik. Juga aroma telur asin yang dihasilkan akan lebih disukai konsumen.

B Telur Asin dengan Berbagai Aroma.

Dalam khalayak umum sudah pernah ada yang bereksperimen membuat telur asin dengan membubuhi berbagai macam aroma dan rasa, seperti telur asin rasa jahe, cabe, juga jeruk.

Penelitian yang dilakukan adalah memberikan campuran ekstrak jahe, cabe, atau jeruk kedalam larutan garam jenuh untuk merendam telur itik.

Cara membuat ekstrak jahe tersebut adalah dengan mengupas bersih jahe, kemudian diblender dengan air secukupnya, lalu disaring dan jadikan ekstrak jahe. Hal yang sama dapat dilakukan untuk membuat ekstrak rasa lainnya.

Kemudian ekstrak inilah yang akan dicampurkan kedalam larutan garam jenuh yang sudah dingin, lalu diaduk rata. Kemudian rendam telur itik kedalam larutan tersebut selama 7-10 hari. Langkah selanjutnya sama seperti pada pembuatan telur asin biasa.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa penyampuran ekstrak rasa kedalam larutan garam jenuh untuk merendam telur hanya akan mempengaruhi rasa asin dari telur tersebut, namun tidak mempengaruhi warna baik putih maupun kuning telurnya.

Jadi bila kita menambahkan ekstrak jahe maka rasa asin telur akan bercampur dengan rasa jahe begitu pula untuk ekstrak rasa yang lain. Sehingga kita bisa membuat sendiri telur asin rasa jahe, telur asin rasa pedas, dan telur asin rasa jeruk.

PROPOSAL USAHA TELOR ASIN

PRPENDAHULUAN
Pengasinan telur merupakan salah satu cara penambahan umur simpan telur. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan t elur ment ah. Telur umumnya mengandung prot ein 13%, lemak 12%, mineral dan vit amin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur t awar biasa.
Konsumen terbesar produk telur asin adalah masyarakat menengah ke bawah, karena telur asin dapat dijadikan sumber protein hewani yang murah. Disamping untuk konsumen rumah tangga, konsumen lainnya yang sangat potensial adalah restoran, rumah makan, kapal-kapal laut, rumah sakit, asrama- asrama, perusahaan jasa boga dan sebagainya.
Perkembangan industri telur asin akan mendorong perkembangan peternakan itik akan berdampak kepada peningkatan pendapatan para peternak itik yang umumnya merupakan masyarakat pedesaan. Industri telur asin juga dapat mengurangi ketergantungan terhadap sumber protein mahal seperti daging.
PROFI L USAHA
Usaha pembuat an t elur asin adalah salah sat u jenis indust ri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat kita yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Teknologi yang diperlukan untuk memproduksi telur asin secara umum merupakan teknologi yang sederhana. Oleh karena itu perbedaan proses produksi dan kualitas produk telur asin ditentukan berdasarkan cara pengolahannya.
POLA PEM BI AYAAN
Pola pembiayaan usaha produksi t elur asin berasal dari biaya sendiri.
PERSAI NGAN DAN PELUANG
Upaya yang harus dilakukan adalah menjaga mutu sehingga pelanggan puas dan tidak pindah ke pengusaha lain. Persaingan yang mungkin akan terjadi adalah persaingan untuk mendapatkan bahan baku yang murah, dimana petani itik petelur dapat saja memilih untuk menetaskan telur dibandingkan menjual telur tawar kepada produsen telur asin.
Perluasan pasar dilakukan dengan pencarian pelanggan baru. Untuk mencapai tujuan ini akan memperkerjakan beberapa orang agen pemasaran. Telur asin yang memiliki rasa lezat umumnya memiliki keunggulan pemasaran yang jauh lebih baik dibandingkan dengan t elur asin dengan rasa biasa. Fakt or rasa bagi pembeli menjadi hal yang sangat pent ing, oleh karena it u harus mampu memproduksi t elur asin dengan rasa yang lezat agar dapat melakukan penjualan ke luar daerah.
HARGA
Harga bahan baku utama industri ini adalah telur itik tawar yang dibeli dengan harga Rp 550 - Rp
650 per butir.
Harga t elur asin yang dijual kepada konsumen berkisar ant ara Rp 750 – Rp 1.000 per but ir.
Perbedaan harga ditentukan berdasarkan ukuran telur asin, harga telur asin dengan ukuran lebih
besar dapat mencapai Rp 100 lebih mahal dibandingkan dengan t elur yang berukuran lebih kecil.
Daerah penjualan turut mempengaruhi perbedaan harga, harga telur asin di kota-kota besar relatif
lebih mahal dibandingkan harga t elur asin di kot a-kot a kecil at au daerah pedesaan.
JALUR PEM ASARAN
Pola pemasaran produk t elur asin ini t erbagi t iga, yait u :
1. Menjual langsung produk ke pasar-pasar setempat. Daerah pemasaran hanya berkisar pada pasar-pasar yang t erdapat pada kabupat en yang sama dengan daerah produsen t elur asin yang bersangkut an.
2. Memperkerjakan tenaga-tenaga pemasaran di kota-kota besar untuk mendapatkan pesanan dalam jumlah yang besar dan harga yang cukup baik. Para tenaga pemasaran tersebut akan menjual t elur asin ke rumah-rumah makan at au konsumen secara langsung. Kot a yang menjadi daerah pemasaran utama untuk produksi telur asin dari wilayah ini adalah DKI Jakarta dan sekit arnya.
3. Pemesanan langsung dari agen-agen penjual telur asin yang berada dari luar daerah produsen telur asin, dimana para agen tersebut akan memasok telur asin ke restoran, kapal dan perkantoran.
Dari ket iga jenis pemasaran di at as, unt uk pemesanan yang hanya memerlukan angkut an darat semua produk diangkut dengan kendaraan, sedangkan untuk pemesanan lintas pulau menggunakan sarana angkut an udara.
Gb. Skema jalur pemasaran t elur asin
KENDALA PEM ASARAN
Kendala pemasaran yang dihadapi adalah harga bahan baku yang meningkat set iap saat manakala terjadi kegagalan panen padi. Lonjakan harga bahan baku ini memaksa untuk menaikkan harga, kenaikan harga dapat menyebabkan konsumen beralih ke produk pangan lain.
Persepsi masyarakat akan bahaya dari konsumsi garam yang berlebihan. Telur asin yang memiliki kandungan garam yang cukup tinggi menjadi makanan yang cukup dijauhi oleh mereka yang ingin mengurangi konsumsi garamnya
KENDALA PEM ASARAN
Kendala pemasaran yang dihadapi adalah harga bahan baku yang meningkat set iap saat manakala terjadi kegagalan panen padi. Lonjakan harga bahan baku ini memaksa untuk menaikkan harga, kenaikan harga dapat menyebabkan konsumen beralih ke produk pangan lain.
Persepsi masyarakat akan bahaya dari konsumsi garam yang berlebihan. Telur asin yang memiliki kandungan garam yang cukup tinggi menjadi makanan yang cukup dijauhi oleh mereka yang ingin mengurangi konsumsi garamnya.
LOKASI USAHA
Lokasi usaha industri telur asin berorientasi pada daerah produksi telur itik sebagai sumber bahan baku utama, yaitu pada daerah persawahan. Wilayah Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Cirebon merupakan salah sat u sent ra indust ri t elur asin t erbesar di Jawa Barat , karena pada daerah persawahan yang besar ini t erdapat cukup banyak usaha pet ernakan it ik.
FASILITAS PRODUKSI DAN PERALATAN
Ruangan proses produksi industri telur asin tidak harus memenuhi suatu standar tertentu, namun diperlukan beberapa ruangan dengan tingkat pencahayaan yang berbeda. Ruangan untuk melakukan penyort iran dan pencucian t elur harus ruangan yang terang, sedangkan ruangan unt uk pengasinan t elur cukup tertutup dan hangat.
Peralatan yang banyak digunakan dalam proses produksi telur asin adalah ember atau baskom untuk tempat pencampuran adonan dengan telur serta tempat untuk mencuci telur. Adapun peralatan lainnya berupa panci tempat perebusan telur dan kompor. Disamping itu dibutuhkan tempat penyimpanan telur unt uk menyimpan t elur asin pada proses pengasinan.
BAHAN BAKU
Bahan baku ut ama t elur asin adalah t elur it ik yang diperoleh dari pet ernak lokal dengan cara membeli di tempat peternakan itik. Untuk menjaga mutu dari telur asin yang dihasilkan, maka bahan baku telur itik berukuran besar, masih segar dan t idak ret ak.
TENAGA KERJA
Tenaga kerja yang t erlibat dalam indust ri t elur asin sebanyak :
10 orang dengan upah Rp 250.000 – Rp 400.000 per bulan
2 orang t enaga pemasaran dengan upah Rp 500.000 per bulan
Jika usaha ini sudah berkembang pesat maka diperlukan t enaga :
Seorang tenaga administrasi untuk mengawasi dan bertanggung jawab terhadap keuangan
umum dan pemesanan dengan upah Rp 600.000 per bulan.
http://htmlimg4.scribdassets.com/fsw297ygvfdgby8/images/5-5cf79c9be0/000.jpg
Untuk membina dan menjalin hubungan dengan klien dan bertanggung jawab terhadap
keseluruhan kegiatan usaha adalah seorang manajer dengan upah Rp 1.000.000 per bulan.
Kecuali untuk manajer, seluruh pekerja tidak diharuskan mempunyai spesialisasi keahlian atau tingkat pendidikan minimum tertentu selama mereka mampu mengerjakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya.
TEKNOLOGI
Telur asin dibuat dengan cara pemeraman, yaitu pembungkusan atau penyalutan telur yang dilumuri dengan adonan pengasin (garam dan t anah liat ). Cara pengasinan t elur dengan met ode pembungkusan dengan menggunakan adonan garam dan t anah liat .
PROSES PRODUKSI
Diagram alir proses pembuat an t elur asin adalah sebagai berikut :
Gb. diagram alir proses produksi
Proses produksi dengan cara pembungkusan dengan adonan dan pemeraman yang digunakan pada
industri telur asin adalah sebagai berikut:
a. Penseleksian telur itik
Penseleksian telur itik dilakukan pada saat pembelian telur di peternak itik dimana t elur dengan kualitas jelek tidak akan dibeli, yaitu pengamatan kekuatan kulit telur (dites dengan membenturkan dua butir telur satu sama lain) serta pengamatan keutuhan kulit telur (diamati secara visual apabila terdapat keret akan).
b. Pembuat an adonan
Adonan yang digunakan dalam proses pemeraman telur itik adalah campuran antara garam, tanah liat at au serbuk bat a merah. Garam menjadi bahan pembant u ut ama karena berfungsi sebagai pencipt a rasa asin dan sekaligus bahan pengawet sert a dapat mengurangi kelarut an oksigen (oksigen diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein), dan menyerap air dari dalam telur. Perbandingan kebutuhan bahan adonan untuk garam dan tanah liat adalah 1 : 3, kemudian dilakukan pengadukan hingga rata dan berbentuk seperti bubur kental.
c. Pemeraman
Proses perendaman dalam adonan pengasin adalah salah satu faktor penentu derajat keasinan telur asin. Proses ini diawali dengan memasukkan t elur it ik yang t elah diseleksi ke dalam wadah/ ember yang telah berisi adonan. Setelah seluruh lapisan telur tertutup oleh adonan, maka telur tersebut dipindahkan kedalam kotak kayu yang telah disiapkan untuk proses pemeraman selama 10 hari. Semakin lama dibungkus dengan adonan maka akan banyak garam yang merembes masuk ke dalam t elur sehingga t elur menjadi semakin awet dan asin.
d. Pencucian
Pencucian t elur dilakukan dengan t ujuan menghilangkan sisa-sisa adonan pengasin yang masih melekat pada t elur. Pencucian ini dilakukan dengan cara menggosok kulit t elur dengan sikat yang t elah dibasahi cairan sabun. Setelah dicuci diakukan perendaman untuk menjamin hilangnya sisa-sisa adonan dan sabun yang masih menempel pada kulit t elur.
e. Perebusan
Proses perebusan bertujuan untuk mematangkan telur asin mentah. Proses ini dilakukan pada panci perebus dengan kapasit as panci berkisar ant ara 500 - 1.500 but ir unt uk sekali rebus. Proses perebusan sendiri dilakukan selama kurang lebih 3-5 jam. Setelah direbus telur asin dapat dikonsumsi hingga 21 hari.
f. Penirisan dan Pemberian Cap
Setelah dilakukan perebusan, telur asin dikeluarkan dari panci perebus dan dilakukan proses penirisan. Proses ini dilakukan di atas wadah dimana telur diangin-anginkan hingga kering dan tidak terlalu panas. Proses selanjut nya adalah pemberian cap merek dagang dan kode produksi.
g. Penyimpanan
Pada tahapan akhir proses produksi, telur asin yang telah diberi cap merek akan dikemas dalam berbagai macam bentuk pengemas, seperti pengemas plastik. Namun hanya sekitar 25% dari total produksi telur asin dikemas dalam pengemas plastik tersebut. Selanjutnya untuk keperluan pengiriman ke konsumen, sebelum dibawa menggunakan mobil pengangkut, dilakukan pengepakan dan penyimpanan dalam kot ak-kot ak kayu.
JENI S DAN M UTU PRODUKSI
Jumlah telur asin yang diproduks tergantung permintaan dan pasokan bahan baku dari peternak itik. Perbedaan harga jual telur asin ditentukan oleh besar kecilnya telur asin, dimana perbedaan harga telur asin unt uk ukuran besar dan kecil berkisar ant ara Rp 100 - Rp 200.
Konsep jaminan mutu diterapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Kualitas telur ditentukan oleh :
1. Kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning t elur, posisi kuning telur, dan ada tidaknya
noda atau bintik darah pada putih atau kuning telur), dan
2. Kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan, dan kebersihan kulit
telur).

PRODUKSI OPTIM UM
Tingkat produksi ditentukan oleh ketersedian bahan baku. Produksi telur asin sebanyak 150.000 butir per bulan menjadi produksi optimum dengan jam kerja selama 8 jam per hari dan 7 hari dalam seminggu.
KENDALA PRODUKSI
Faktor kritis usaha telur asin ini adalah ketersediaan dan kontinuitas bahan baku, dimana bila terjadi kegagalan panen pasokan bahan telur itik tidak akan cukup. Oleh karena itu harus mendatangkan telur itik dari daerah lain. Faktor kritis lain terdapat pada waktu penseleksian telur, karena mutu telur yang akan diolah merupakan hal dominan dalam penent uan mut u produk t elur asin.
POLA USAHA
1. Bahan baku didapatkan dengan cara membeli telur itik ke peternak secara langsung. Pembelian bahan baku secara langsung dilakukan dengan t ujuan unt uk mendapat kan kualit as bahan baku yang baik serta menjamin kesinambungan ketersediaan pasokan telur itik.
2. Biaya investasi sebagian besar diperlukan untuk pembelian sarana transportasi, yang terdiri dari satu unit mobil pick up untuk pembelian telur itik, tanah liat dan garam, satu unit mobil boks untuk pengangkutan produk telur asin ke konsumen dan satu unit sepeda motor untuk keperluan operasional lain.
3. Produk yang dipilih untuk usaha ini adalah telur asin yang telah direbus.
BI AYA I NVESTASI DAN OPERASI ONAL
Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha telur asin ini meliputi tanah dan bangunan (jika t idak ada lahan sendiri) sert a prasarana angkut an dan peralat an, dengan t ot al biaya sebesar Rp 50.000.000. Komponen terbesar adalah kendaraan (75%) yang terdiri dari mobil pick up untuk sarana angkutan bahan baku telur itik dari peternak, mobil boks untuk sarana angkutan pemasaran t elur asin dan sepeda mot or unt uk operasional harian dan peralat an produksi dan pengemas (25%).
Biaya operasional pertahun sebesar Rp 120.000.000 dengan asumsi bahwa pada tahun pertama hingga tahun ke tiga usaha ini sudah dapat beroperasi dengan kapasitas 100%. Jadi biaya operasional per bulannya sebesar Rp.10.000.000 (tiap harinya mengeluarkan sekitar Rp 330.000 unt uk biaya operasionalnya).
PRODUKSI DAN PENDAPATAN
Berdasarkan kapasitas yang ada, produksi telur asin per bulan sebanyak 150.000 butir. Dengan harga jual telur sebesar Rp 800 per butir, maka untuk satu tahun produksi untuk memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.440.000.000, namun dengan asumsi kerusakan yang ada, maka setiap tahun diperoleh pendapatan sebesar Rp 1.400.000.000. jadi tiap bulannya diperoleh pendapatan berkisar sebesar Rp 115.000.000 (bruto).
ASPEK SOSI AL EKONOM I
Keberadaan usaha telur asin meningkatkan nilai tambah telur-telur itik yang dihasilkan di daerah yang bersangkut an. Adanya usaha t elur asin ini juga mendorong berkembangnya usaha pet ernakan itik petelur, sehingga peningkat an permintaan telur asin akan meningkatkan pula produk telur itik.
Dari segi pemenuhan gizi masyarakat t elur asin dapat menjadi salah sat u sumber prot ein yang dapat dijadikan penggant i daging. Dengan harga yang murah dan rasa yang lezat , t elur asin akan memiliki pasar yang luas yang t idak saja dit ujukan bagi masyarakat menengah kebawah melainkan juga bagi masyarakat menengah ke at as.
Secara umum keberadaan dan pengembangan indust ri t elur asin memberi dampak yang posit if bagi wilayah sekitarnya, karena semakin terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan pendapatan daerah. Satu unit usaha telur asin mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 12 orang, dengan upah Rp 400.000 - Rp 800.000 per orang per bulan.
ASPEK DAM PAK LI NGKUNGAN
Proses produksi dalam usaha t elur asin akan menghasilkan limbah padat dan limbah cair.
Limbah padat umumnya berupa sisa-sisa t elur yang t idak ikut diproduksi at au sisa-sisa pecahan t elur akibat proses produksi yang tidak ditangani dengan hati-hati. Selain itu ada pula limbah padat yang berasal dari sisa-sisa adonan pengasin yang dibuang setelah proses pengasinan. Limbah-limbah padat ini umumnya tidak berbahaya bagi lingkungan. Penanganan limbah yaitu dengan cara menguburkannya di dalam tanah dimana untuk bahan organik akan terurai menjadi bahan-bahan anorganik unsur hara t anah.
Limbah cair yang dihasilkan dari air sisa pencucian telur yang mengandung sabun pada umumnya langsung dibuang ke saluran air tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dalam jangka waktu yang lama limbah sabun ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan yang besar, karena it u t indakan pengolahan limbah secara sederhana sepert inya sudah menjadi keharusan. Penanganan limbah cair yang dihasilkan dari industri telur asin ini yaitu dengan cara pembuatan bak penampung limbah cair sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar