Senin, 11 April 2011

Penerjemahan

JENIS TEKS DAN GENRE DALAM PENERJEMAHAN
Unit  A 10
A.      Keselarasan Teks Dalam Penterjemahan
Pada unit ini dan unit berikutnya kita akan membahas pengertian jenis teks dari dua sisi yang berbeda namun terkait. Pertama, kita akan menguraikan bagaimana suatu teks dapat memuat unsur bahasa yang bervariasi sebagai hasil dari situasi yang beragam (yang kemudian dikenal sebagai register). Berbagai pola kohesi yang mengubah urutan kalimat yang tidak selaras ke dalam teks koheren, dan berurusan dengan pola-pola ini dalam penerjemahan, dilihat kaitannya dengan konteks situasi yang ada pada saat itu. Sementara itu dimensi register, teks (dan terjemahannya) dapat dilihat dari sudut pandang konteks budaya yang lebih luas. Dalam hal ini, faktor-faktor seperti  pengalaman komunikatif yang tertanam di dalam teks (genre) dan pernyataan ideologis yang membuat teks (wacana) menjadi parameter penting dalam efektifitas produksi dan penerimaan teks, serta evaluasi terjemahan.

B. PENGGUNAAN DAN PENGGUNA BAHASA
Dalam berurusan dengan konteks situasi dari perspektif penerjemahan, kita perlu mempertimbangkan asumsi sosio-linguistik yang berlaku secara umum yaitu penggunaan bahasa akan beragam sebagaimana konteks yang beragam, dan keberagaman bahasa tersebut muncul untuk melayani konteks yang berbeda-beda tersebut. Keinginan untuk mempelajari variasi bahasa dan konteks penggunaannya ini diawali oleh adanya suatu gagasan yang menyatakan bahwa konsep bahasa sebagai satu kesatuan yang utuh, terlalu luas dan membingungkan dalam praktek penggunaannya yaitu dalam kegiatan praktek langsung seperti pengajaran bahasa (Halliday, Mcintosh and Strevens 1964). Studi Terjemahan juga setuju dan mengikuti konsep ini (Chan 1984) serta mulai menyadari bahwa adanya kebutuhan untuk menghargai, menilai, dan bila perlu mengembangkan macam-macam teks seperti yang digambarkan dalam ST berikut:

Contoh
A 10.1
THE FLOWER GIRL [subsiding into a brooding melancholy over her basket, and talking very low spiritedly, to herself ]  I'm a good girl, / am.
THE   GIRL. ISN'T  nursing her sense of injury] Aint no call to meddle with me, he aint
George Bernard Shaw (1916/2003) Pygmalion, Penguin books p.35
[italics added]

Contoh A 10.2
CHAIR: Mr Erlichman, prior to the luncheon recess you stated that ...
From the Watergate transcripts, cited in Fairclough (1989) [italics added]
Tugas A10.1
Ø   Perhatikan bagian yang dicetak miring, jenis variasi yang terlibat, dan pentingnya variasi tersebut. Perhatikan juga cara mempertahankan nilai tambahan dalam menerjemahkan teks ini ke dalam bahasa lain.
Ada dua dimensi yang dapat bicara ataupun penulisnya. Variasi pengguna semacam ini disebut ‘dialect’ (misalnya padkita lihat dari contoh di atas.  Yang pertama harus dilakukan adalah mengetahui siapa pema contoh A10.1 di atas). The Flower Girl adalah pembicara orang Cockney (faktor geografis yaitu London Timur) yang juga seseorang kelas pekerja (faktor sosial) dan pengguna bahasa Inggris modern non-standar (faktor penggunaan). Hal ini dan faktor kontekstual sejenisnya cenderung mencari bentuk ekspresi dalam tata bahasa dan kosa kata dari teks yang sebenarnya (lihat bagian yang dicetak miring).
Dimensi yang kedua dari variasi ini tidak begitu banyak terkait dengan pengguna dalam penggunaan bahasa. Pada dasarnya, penggunaan tipe-tipe yang berhubungan (register) memiliki keterkaitan dengan faktor-faktor seperti profesi si pembicara (misalnya pengacara, jurnalis) dan apakah digunakan pada kesempatan yang formal atau informal. Pembicara pada contoh A10.2 menggunakan bahasa hukum dan terdengar sangat formal. Jenis bahasa yang tergantung pada profesi pembaca cenderung akan memberikan label ‘legalese’ yang mencerminkan status register ini sebagai bahasa yang hanya pas untuk digunakan oleh kalangan mereka sendiri yaitu pada satu profesi tertentu.
Tugas A 10.2
Buatlah daftar fitur-fitur bahasa hukum dan jurnalis kemudian bandingkan dengan register yang setara (jika ada) di dalam bahasa lain.

C.     KELEMBAGAAN-KONTEKS KOMUNIKATIF
Penggunaan dimensi pengguna pada dasarnya menunjukkan perihal siapa berkomunikasi dengan siapa, apa yang dikomunikasikan dan bagaimana hal tersebut dikomunikasikan, hal inilah yang kemudian menjadi fokus dari lembaga komunikatif. Bersama dengan intensionalitas (meliputi faktor-faktor pragmatis seperti kekuatan suatu ucapan, lihat Unit 7), dan intertekstualitas (atau bagaimana teks sebagai 'tanda' membuat beberapa gambaran dari bayangan atau gambaran lain maupun teks secara nyata, lihat unit 11), register akan  menengahi atau menghubungkan antara bahasa dan situasi (menggunakan register untuk mengerti situasi). Misalnya, teks-teks di atas berhubungan dengan tujuan-tujuan kelembagaan (bahasa seorang wanita kelas pekerja pada waktu dan tempat tertentu, dan juga dari para professional yang bekerja di bidang hukum). Bersamaan dengan itu, teks-teks ini mengkomunikasikan nilai-nilai tertentu yang relevan dengan situasi yang ada: rasa identitas (bahkan mungkin stigma dan ketidakpastian yang melekat pada penggunaan bahasa semacam ini dalam Contoh kasus A10.1, dan rasa kekuasaan dan otoritas oleh Ketua pengadilan, dalam Contoh A10.2).

D.    MITOS DARI KESELARASAN TUNGGAL

Semua contoh-contoh teks berikut berhubungan antara satu pengaturan situasional tertentu Traktat Maastricht yang ditandatangani oleh perwakilan dari dua belas negara yang membentuk Masyarakat Eropa pada saat itu. Ada sebuah tahap dalam perkembangan teori register ketika tiga contoh pertama dalam semua teks akan “dilegalkan” sebagaibahasa jurnalis” sebagai label register tunggal dari dua tahap terakhir. Tapi, jika kita melihat lebih dekat pada teks-teks ini, kita akan menemukan fakta bahwa ayat-ayat ini berbeda satu sama lain dalam beberapa hal secara signifikan. Mengenai apa saja yang terlibat dari satu hal pokok, atau dari satu tingkat formalitas, sedangkan sistem lain dari variasi bahasa yang jelas tersebut seyogyanya diperhatikan oleh penerjemah.

Contoh A l0.3
Bagian Kedua
Citizenship of the Union
Pasal 8
Citizenship of the Union is hereby established. Every person holding the nationality of a Member State shall be a citizen of the Union. [Kewarganegaraan Uni Eropa dengan ini dinyatakan terbentuk. Setiap warga yang memegang kewarganegaraan anggota Uni Eropa  merupakan warga Uni-Eropa.]

(Dari The Treaty of Maastricht (tersedia secara online pada situs http://europa.eu.int/abc/obj/treaties tr6c. htm)

Tugas A 10.3
Dapatkah Anda secara intuitif pada tahap ini menguraikan perbedaan antara contoh di atas?
Coba lihat perbedaan-perbedaan dalam hal:
• apa yang dikomunikasikan, oleh siapa, kepada siapa 
• apa maksud yang ingin dicapai, dan
• jenis`lain’ apa - Anda diingatkan ketika membaca masing-masing teks. 
Anda akan menemukan bahwa contoh A 10.3 mencerminkan kekuasaan dan kewenangan produsen teks untuk meletakkan hukum dan dengan demikian tepat menentukan masa depan tindakan. Contoh A 10.4, di sisi lain, menampilkan total hampir tidak ada kekuatan seperti itu, karena produsen teks hanya `meringkas; idealnya dengan tanggung jawab tunggal untuk fakta karena ia melihat mereka. 
Anehnya, contoh A 10.5 (dijelaskan dalam komentar) dan A 10.6 (konsesi-bantahan) tidak berbeda dengan contoh A 10.3 (instruksi langsung). Masing-masing dengan caranya sendiri menunjukkan pembentukan perilaku masa depan. Meski demikian, ada satu perbedaan dasar. Tidak seperti A 10.3, penerima teks A 10.5 atau A 10.6 tidak berkewajiban untuk menerima pandangan yang diajukan. Namun, hal yang harus dicatat bahwa produsen contoh A10.5 tidak akan mengambil pengecualian yang akan diabaikan karena argumen yang tidak benar dan tidak kuat, tetapi hal yang harus dicatat juga bahwa orang lain (itu hanya anotasi), penulis member contoh A10.6 yang telah mengajukan sebuah argumen sendiri yang eksklusif dan kredibilitasnya sebagai pemberi argumen (arguer) dipertaruhkan. 
Namun demikian, seperti yang akan dibahas secara lebih jelas berikut ini, argumen yang tidak hanya berasal dari koresponden Brussels: dia dapat, misalnya, mengasumsikan peran yang berbeda dan mencapai tujuan secara keseluruhan persuasif-nya melalui saluran yang berbeda (misalnya dalam kapasitasnya sebagai reporter dalam contoh A10.3).

Tugas A 10.4
> Dapatkah dikatakan bahwa pelaporan bahkan dapat melakukan banding secara persuasif? 
* Temukan dua atau tiga laporan berita terbaru dan periksalah secara teliti.
* Bisakah Anda mendeteksi unsur-unsur persuasi, emosi, dll, di atas dan lebih dari tujuan utama dari laporan berita yang melaporkan fakta?
Jika variabel yang berhubungan dengan pengguna tidak mencukupi variabel mereka sendiri, maka diperlukan satu set dengan ciri yang berbeda dan mampu mengetahui dan mengatasi masalah kerumitan penggunaan. Produsen dan penerima teks beroperasi dalam batasan yang diberlakukan oleh penggunaan khusus dimana mereka menempatkan bahasa mereka. Aspek variasi juga berfungsi untuk variabel seperti lapangan (misalnya domain hukum seperti dalam contoh A10.3), modus interaksi (contoh yang sedang ditulis untuk dibaca secara reflektif), dan tenor atau tingkat formalitas (contoh yang formal, ditulis dalam gaya dengan bahasa yang 'hampir sangat baku’). 
Dalam hal ini tenor, bagaimanapun, merupakan faktor penting dalam mengatur interaksi yang kompleks antara pengalamat dan yang dialamatkan. Dalam bentuk yang paling sederhana, komunikan melakukan sikap formal dan informal yang saling mengadopsi satu sama lain dan berada pada level santai hingga formal, dari yang intim hingga impersonal, dan sebagainya. Penulis yang berbeda menggunakan istilah yang berbeda dalam menamakan fenomena ini: 'gaya', 'status', 'sikap', 'status relatif sosial') dll. Namun, berbagai istilah, semuanya berkumpul di satu titik pusat, pada akhirnya, melalui hubungan tingkat formalitas dalam beberapa unsur di dalam hal linguistik.

E.     TENOR FUNGSIONAL
Dalam analisis register, tenor (tingkat keformalan) merupakan kategori  hal yang  tumpah tindih antara formalitas dan bidang (field)  juga antara formalitas dengan cara (mode). Hubungan-hubungan ini ditampilkan dalam figure A/10.2:

Teknikalitas/Formalitas
Bidang
Tenor (level Discourse)
Cara/Mode (level teks)
Tenor Fungsional (level genre)


Kajian wacana>  field, Tenor, Mode, register, teks
Kajian Teks      > genre, mode (kohesi, koherensi)
Kajian fungsi    > Tenor

Fertilisasi silang yang berada antara tenor dan bidang cenderung mendukung ke teknikalitas yang merupakan aspek penting dalam variasi:  semakin resmi kesempatan tersebut, semakin teknis penggunaan bahasanya. Hal ini dilihat dari dari pola stabilitas hubungan peranan (siswa-guru) yang dijelaskan oleh Halliday:
Bahasa yang kita gunakan bervariasi berdasarkan tingkat formalitas , teknikalitas dan lain-lan.  Variable dalam perbedaan tipe ini adalah hubungan peranan pada situasi dalam pertanyaan: siapa partisipan dalam kelompok komunikasi dan dalam hubungan apa mereka berada satu sama lain?
                                                                                                            (Halliday,1978:222)
Tumpang tindih antara tenor dan cara (mode), mendukung Tenor fungsional: ‘kategori yang digunakan untuk mendeskripsikan bahasa apa yang sedang digunakan dalam situasi tersebut (Gregory dan Carrol, 1978:53).  Apakah penutur mencoba untuk merayu? Mendorong semangat?’
Tenor Fungsional (contohnya, merayu, menerapkan disiplin, memberi informasi) membuat analisis serangkaian perbedaan hubungan peranan dalam ruang lingkup  dan alamiah dari hal hal yang diidentifikasi di bawah tingkat formalitas/teknikalitas.  Partisipan (contohnya, ahli politik vs orang yang berhak memilih dalam pemilihan, pembuat undang-undang vs masyarakat,  reporter vs jumlah pembaca khusus) sekarang  tidak hanya didefinisikan sebagai kategori skala tunggal seperti formal atau teknikal, tetapi juga sebagai aspek lain dari interaksi, yaitu:
·         Informalitas pertemuan tatap muka langsung vs formalitas interaksi audiensi-penulis tidak langsung;
·         Semi formalitas perayu vs tenor pelapor yang agak lebih resmi /formal (formalitas ultra pembuat undang-undang)

Tugas A.10.5
·         Lihat contoh A10.3 sampai A10.7 berkenaan dengan tenor fungsional.  Jenis hubungan peran apa yang termasuk dalam produksi setiap teks-teks ini?
·         Pikirkan tentang implikasi perbedaan untuk penterjemah.  Fokus pada contoh A10.6 dan A10.7.
Prosedur teks masuk ke dalam rentang perbedaan hubungan peran dengan para penerimanya, faktor yang memerlukan pergantian tertentu dalam tenor fungsional (contohnya perpindahan peran pelapor-pendebat dalam contoh A10.6 dan A10.7, ditulis jelas oleh orang yang sama dan dijumpai dalam artikel yang sama). Transaksi komunikatif institusional memeroleh karakter interaktif yang merupakan ranah tingkat konteks, teks sebagai tanda atau semiotik.

F.      Interaksi Semiotik: Ideasional, Interpersonal, Metafungsi Tekstual
            Investigasi kami tentang  tenor personal (contohnya,santai (casual), berbeda (differential) dan tenor fungsional ( pelaporan tidak memihak, bujukan berbelit-belit), dengan teknikalitas dan hubungan peran  (misalnya, pelapor, pendebat) yang membentuk dua aspek dasar tenor fungsional telah menyoroti beberapa perbedaan dasar bagaimana bahasa bervariasi.  Hal ini merupakan isu institusional dan dapat dilihat  dari sisi penggunaan dan pengguna bahasa.  Untuk tujuan retorik seperti rayuan atau pemberian informasi agar dapat diikuti secara tepat, dan untuk hubungan peran menstabilisasikan, para pengguna bahasa harus menegosiasikan arti dalam teks dan berkenaan dengan konteks secara lebih interaktif lagi.  Halim dan Mason menunjukkan dari perspektif diskursus (wacana) dan penerjemah bahwa:
            Melihat arti teks sebagai sesuatu yang dinegosiasikan antara penulis (producer) dan pembaca (receiver) dan tidak sebagai entitas statis, kebebasan tentang kegiatan proses kemanusian telah diberi kode merupakan kunci untuk memahami penerjemaahan, pengajaran penerjemahan dan mempertimbangkan terjemahan.
                                                                                                                        (1990:64-5)
Negosiasi antara penutur dan penanggap tutur atau penulis dan pembaca ini membentuk dasar  tingkat interaksi semiotik  sederhana.  Co-communicant  tidak hanya menukar arti yang memperlihatkan tingkat teknikalitas tertentu,  memamerkan tingkat formalitas tertentu atau menghasilkan karakteristik cara (mode) interaksi (lisan vs tulisan).  Mereka percaya bidang (field), tenor dan cara (mode) dalam hal:
·      Apa yang sedang terjadi pada dalam atau sekitar teks (sumber ideasional);
·      Sikap dan penilaian oleh penutur tentang  apa yang sedang terjadi di sekitar dan pada mereka (sumber interpersonal); 
·      Bagaimana ekspresi ideasional dan interpersonal memeroleh kohesi dan koherensi dalam lingkungan teks yang diberikan (sumber tekstual)

Tugas A.10.6.
            Ujilah beberapa contoh teks di atas dari perspektif khusus tentang bagaimana penghasil teks telah:
·      Menunjukkan secara ideasional apa  yang terjadi di sekitar mereka (contohnya, penggunaan kalimat aktif vs pasif)
·      Menyampaikan secara interpersonal sikap-sikap mereka (contohnya penggunaan “modals”)
·      Memastikan secara tekstual bahwa urutan kalimat menggantung bersama secara kohesif dan koheren (contohnya, penggunakan kata sambung/ connectors)
Dalam istilah umum, bidang (field) cenderung fokus pada proses sosial tertentu dan melayani ketertarikan masalah sosial seperti jenis kelamin dan ras. Tenor, termasuk aspek-aspek kekuatan dan solidaritas dan mengakomodir “jenjang sosial”.  Pada akhirnya, Cara (Mode) berkonsentrasi pada ‘jarak fisik’ antara interlokuter (dekatnya pemain sepak bola ke pertandingan saat mendeskripsikan  puncak pertandingan, sebagai lawan, misalnya, seorang  komentator dalam pertandingan atau jurnalis melaporkan pertandingan keesokkan harinya,          Ranah konteks semiotik ini, kemudian mentransformasikan transanksi komunikatif  institusional ke dalam interaksi yang lebih bermakna.  Cara tingkat komunikasi dasar (field, mode, dan tenor) memeroleh spesifikasi semiotik dapat diperlihatkan dalam figure A.10.3.:
           
Bidang (Field)
Sumber ideasional
Genre
Cara (Mode)
Sumber tekstual
Teks
Tenor
Sumber interpersonal
Diskursus (Discourse)

Jaringan kompleks relasi ini lah yang memindahkan komunikasi pada tingkat yang sedikit lebih tinggi daripada penutur/penanggap tutur.  Interaksi sekarang berfokus pada bagaimana penutur berinteraksi tidak hanya dengan penanggap tutur, tetapi juga dengan tuturan yang dihasilkan.  Penanggap tutur akan hampir sama berinteraksi, tidak hanya dengan penutur, tetapi juga dengan tuturan yang diterima.  Dengan cara ini, tuturan menjadi tanda dalam rasa kebermaknaan pada seseorang  dalam  hal menghargai atau kapasitas’ semiotik,  akhirnya menunjukkan asumsi, perkiraan, konvensi yang merefleksikan cara konstruk budaya dan realitas partisi yang diberikan.
Contoh-contoh teks di bawah ini dapat membuat poin ini lebih jelas.
Contoh A.10.8.
The university of X and Y University have a proven track record…which this collaborative venture can only enhance.
                                    (Pernyataan dari Dekan diterbitkan dalam bulletin universitas)

Contoh A.10.9.
The university of X and Y University have a proven track record…which this collaborative venture is intended to enhance.
                                    (Laporan tentang pernyataan Dekan dalam bulletin universitas)
Contoh A.10.8. menunjukkan bagaimana Dekan melengkapi interaksi dasar antara dirinya dan pembacanya (audience yang mungkin dianggap skeptic, ingin tahu, bosan atau apapun) dengan upaya menaikkan tempo persuasive melalui pernyataan empatik. Pelapor dalam contoh A.10.9.  selalu mengecek keinginan komunikatif yang menjadi bukti bagaimana interaksi antara dirinya dan tuturannya  menguatkan interaksi yang biasa berlangsung antara dirinya dengan pembaca yang akan diinformasikan dan bukan dihibur.  Kesemuanya ini dilakukan dalam jaringan kompleks tentang latihan sosiotektual yang membagi anggota komunitas linguistik yang diberikan menjadi ‘pendorong semangat’ dan ‘pelapor’  Seolah-olah dengan beberapa konvesi linguistik yang baik gagasan tentang wilayah muncul untuk menrefleksikan pembagian kerja semacam ini.  Wilayah ini, direkam dan dinilai dengan baik.  pelanggaran segera ditandai dan dihindari sebagai ‘hal yang berlebihan’ (sebuah label yang pelapor akan cari jika dapat memilih karena spekulasi ini hanya dapat meningkatkan) atau karena ‘malu ‘ (yang mana akan dideskripsikan  dekan jika dapat memilih untuk kalimat pasif this venture is intended to enhance.

Tugas A10.7
Masalah terjemahan atau interpretasi termasuk tuturan.
            Apakah bahasamu sendiri menunjukkan perbedaan kekuatan yang muncul dari sebuah teks seperti pernyataan Dekan? Adakah alat khusus untuk menyampaikan sikap yang konsisten?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar