KOHESI LEKSIKAL
DALAM TEKS PIDATO DR. KH. ZAENUDIN MZ.
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Siapa
yang tidak kenal Bung Karno, sang orator ulung. Kita baca dalam sejarah
bagaimana orang-orang yang mendengar bapak proklamator republik Indonesia ini
mampu menghipnotis pendengarnya karena kedahsyatan beliau dalam berpidato.
Pidato
adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan
pendapatnya, atau memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya
dibawakan oleh seorang yang memberikan pernyataan tentang suatu hal atau
peristiwa yang penting dan patut diperbincangkan. Pidato juga merupakan salah
satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.
Pidato
yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar
pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan umum
dapat membantu untuk mencapai jenjang karier yang baik. Contoh pidato yaitu
seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari besar, pidato pembangkit
semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain sebagainya. Dalam
berpidato, penampilan, gaya bahasa, dan ekspresi kita hendaknya doperhatikan
serta kita harus percaya diri menyampaikan isi dari pidato kita, agar orang
yang melihat pidato kita pun tertarik dan terpengaruh oleh pidato yang kita
sampaikan.
Penelitian ini diawali dengan
kekaguman penulis terhadap pidato-pidato almarhum DR. KH. Zaenudin MZ. Sejak
duduk di bangku SD telah mengenal almarhum karena sering mengundang beliau
dalam peringatan hari besar keagamaan di Masjid Jami Al Ihsan Lebak Bulus
tempat penulis tinggal sekitar tahun 80-an.
Sejak tahun 80-an almarhum DR. KH.
Zaenudin MZ. Telah aktif berdakwak dari masjid ke masjid. Pada tahun-tahun
80-an almarhum memang sudah terkenal namanya sebagai pendakwah yang ceramahnya
enak di dengar, tetapi beliau belum terkenal sebagai ’dai sejuta umat’. Nama
almarhum mencuat sebagai seorang penceramah ulung dan dikenal sebagai dai yang selalu diharapkan
kehadirannya untuk didengar ceramah-ceramahnya yang enak didengar, tidak
membosankan, karena kepiawaiannya berceramah atau berpidato.
Sebagai mahasiswa yang sedang
mempelajari ilmu bahasa, penulis ingin meneliti pidato atau ceramah yang
dibawakan almarhum DR. KH. Zaenudin MZ. Yang banyak mengundang banyak perhatian
masyarakat. Selama ini, data berupa teks pidato almarhum sulit diperoleh,
karena sumber data yang ada kebanyakan berupa rekaman dalam bentuk MP3. Untuk
menelitinya penulis memindahkan isi rekaman yang didengar dalam bentuk teks
dari rekaman yang ada. Teks pidato yang dicatat adalah rekaman ceramah almarhum
yang berjudul ”Reformasi Aqidah bagian 1, yang direkam pada bulan Ramadhan
tahun 2002, yang di download dari internet.
Selama ini kita mendengar ceramah
atau pidato almarhum DR. KH. Zaenudin MZ, yang terkenal karena keahliannya merangkai
kata dan kalimat sehingga menjadi pidato yang enak didengar. Pidato beliau juga
mudah dicerna dan penuh dengan lawakan segar, sehingga banyak orang dan para
pemerhati bahasa mengakuinya. Apakah jika diteliti dalam kajian wacana, pidato
almarhum dapat dikatagorikan sebagai wacana yang baik yaitu memenuhi aspek
kekohesian dan kekoherenan. Inilah yang melandasi tulisan penelitian kecil ini.
Kegiatan analisis teks pidato DR.
KH. Zaenudin MZ. Ini berkonsentrasi pada
hubungan bentuk antar bagian wacana yang disebut kohesi (Pratomo,2002:17),
karena keterbatasan waktu yang tersedia. Analisis kewacanaan yang penulis
lakukan difokuskan pada analisis kohesi leksikal Teks Pidato DR. KH. Zaenudin
MZ. yang meliputi reiterasi dan kolokasi.
Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas analisis wacana.
Keberadaan aspek leksikal dalam
wacana cerpen diketahui akan dapat membangun sebuah wacana menjadi kohesif.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa segi bentuk merupakan struktur lahir dari bahasa
yang mencakup aspek gramatikal, sedangkan segi makna adalah struktur batin
bahasa yang mencakup aspek leksikal.
Analisis wacana muncul sebagai
upaya untuk menghasilkan deskripsi bahasa yang lebih lengkap sebab terdapat
fitur-fitur bahasa yang tidak cukup jika hanya dianalisis dengan menggunakan
aspek struktur dan maknanya saja. Oleh karena itu, melalui analisis wacana
dapat diperoleh penjelasan mengenai korelasi antara apa yang diujarkan, apa
yang dimaksud, dan apa yang dipahami dalam konteks tertentu. Hal ini sesuai
dengan pendapat Cutting dalam Tarigan (2002:5) yang mengatakan bahwa analisis
wacana merupakan pendekatan yang mengkaji relasi antara bahasa dengan konteks
yang melatarbelakanginya. Lebih rinci lagi
Stubbs (1983:16) mengemukakan bahwa analisis wacana:
“attempts
to study the organization of language above the sentence or the clause, and
therefore to study larger linguistic units, such as conversational exchanges or
written texts. It follows that discourse analysis is also concerned with
language in use in social contexts, and in particular with interaction or
dialogue between speakers ”.