Menulis adalah suatu proses mentransformasikan ide atau pikiran ke dalam bentuk tulisan. Dalam hal ini, tidak semua orang mampu mentransformasikan ide atau pikirannya itu kedalam bentuk tulisan dengan baik. Ini disebabkan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis seseorang, diantaranya penalaran dan penguasaan kosakatanya.
Keterampilan menulis dalam pembelajaran bahasa merupakan materi yang harus dikuasai oleh para pembelajar. Oleh karena itu, aspek menulis selalu ada pada setiap kurikulum, baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan menengah bahkan pada pendidikan tinggi. Sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa, menulis merupakan pokok bahasan wajib, yang ada dalam materi pelajaran bahasa. Pada pendidikan pada Sekolah Menengah Umum pengajaran menulis selalu ada pada setiap semester atau catur wulan.
|
Menurut Sabarti, A.(1976) menulis adalah suatu aktivitas komunikasi bahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Tulisan itu terdiri atas rangkaian huruf yang bermakna dengan segala kelengkapan lambang tulisan seperti ejaan dan pungtuasi. Sebagai alat komunikasi verbal (bahasa), menulis dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat dan dapat disepakati pemakainya.
Tujuan pembelajaran bahasa, khususnya menulis untuk meningkatkan kemampuan mengulas secara lisan dan tertulis pengalaman, gagasan, pendapat, peran, ungkapan perasaan dan permasalahan secara sistematis, dan menarik dengan memperhatikan tata cara dan sopan santun berbahasa serta mampu memanfaatkan untuk berbagai keperluan. Dalam hal ini siswa akan mampu berpikir secara kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna dan mampu memecahkan masalah. Semua aktivitas pembelajaran menulis ini diarahkan agar siswa mahir menggunakan bahasa tulis.
Kondisi awal yang memprihatinkan, karena siswa memulai untuk menulis yang belum memuaskan karena banyak hal, yang harus diajarkan seperti dalam menulis kreatif, kosa kata menjadi faktor utama untuk perbendaharaan katanya. Menulis merupakan adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dengan orang lain. Oleh karena itu maka keterampilan menulis dipengaruhi pula oleh faktor latihan karena keterampilan hanya dapat diperoleh dengan jalan praktik dan banyak latihan.
Nilai yang masih rendah, akibat minimnya pengetahuan siswa tentang kata dan apa yang akan ditulis berhubungan dengan nilai yang didapatkan, misalnya kalau siswa diwajibkan menyusun suatu karangan dengan dua puluh paragraph, paling banyak dengan kemampuan menulis hanya sepuluh paragraph, walaupun ada juga satu atau dua orang siswa yang mendapatkan nilai di atas rata-rata. Jadi kemampuan menulis harus banyak dilatih. Misalnya dengan bentuk menulis catatan harian yang dimulai kegiatan bangun pagi sampai sebelum tidur malam. Jadi siswa mencatat peristiwa apa saja yang dilihat, dirasakan dan diamati.
Bentuk organisasi karangan yang kurang bagus, dikarenakan siswa belum mampu membuat karangan secara tersusun sesuai dengan tata bahasa sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, misalnya, siswa belum mampu menggunakan kata hubung secara tepat.
Proses penggabungan atau dalam pembuatan paragraph, siswa belum mampu menggabungkan paragraph secara tepat karena sangat minim sekali latihan-latihan yang membuat karangan tidak terskema secara sistematik, akibatnya, tidak bisa dibedakan mana kalimat utama dan mana kalimat penjelas.
Penggunaan struktur-struktur kalimat belum sesuai dengan grammatikal, karena kalimat yang digunakkan dalam karangan siswa belum terstruktur dengan baik misalnya “ibu mulai belanja dapur sudah dari tadi. Contoh kalimat di tersebut merupakan kalimat yang tidak tepat. Seharusnya adalah “Ibu berbelanja di pasar dari tadi “
Dalam mengarang penggunaan diksi atau pilihan kata oleh siswa pada tingkat SMK sudah banyak variasinya. Siswa sudah sanggup memilih kata-kata yang bervariasi dan bernuansa sastra, contohnya siswa menggunakan kata “malam”, “gelap”, “remang-remang”, dan lain-lain. Contoh lain saya, aku, beta, gua, hamba, dan lain-lain.
Usaha-usaha lain yang dapat dilakukan guru untuk memperkaya kosakata siswa diantaranya:
- siswa harus banyak membaca
- siswa harus banyak menulis
- dan lain-lain
Disinilah peran guru dituntut untuk mengembangkan potensi sebagai seorang aktor di depan kelas, sehingga harus mengusai metode-metode yang telah dialami maupun mencari yang merasa kurang di dalam diri. Dan ini adalah suatu tuntutan ke depan yang akan dihadapi seorang pendidik. Mencari teknik dan metode agar siswa bisa tertarik dengan metode yang dia pakai, sehingga anak didik menjadi senang belajar dan menggembirakan.
Dari sekian banyak metode belajar yang ada, metode quantum telah teruji keberhasilanya dalam melejitkan potensi belajar siswa. Selama bertahun-tahun. Metode quantum juga dinilai efektif untuk meningkatkan strategi dan teknik belajar mengajar yang menarik dan relevan dengan pengajaran menulis dan membaca.
Menulis termasuk dalam tataran bahasa yang digunakan oleh semua orang dan semua lapisan masyarakat, besar ataupun kecil untuk menggunakan bahasa tulis disamping membaca.
Menulis adalah seni yang begitu rumit, sama rumitnya memahami apa yang anda coba keluarkan dari imajinasi anda sendiri, dari kehidupan.
Menulis memiliki peran yang sangat penting disamping membaca bagi kehidupan manusia. Selama ini belajar menulis dianggap sebagai suatu hal yang tingkat keseriusannya sangat tinggi, ditambah lagi kegiatan menulis ini harus ditopang juga dengan kegiatan membaca yang baik. Kedua hal ini menjadi penyebab kemalasan orang untuk memulai aktivitas menulis yang harus disertai dengan aktivitas membaca. Jika membaca saja sudah malas apalagi memulai suatu karya di bidang tulis-menulis. Untuk merangsang munculnya potensi menulis (Hernowo 2003:24) mengusulkan kegiatan menulis sebagai sebuah pengobatan alternatif.
Bagaimana sebuah kegiatan menulis itu dapat menjadi salah satu jenis pengobtan alternatif, dengan mengutip penelitian yang dilakukan Dr. Pennebaker di Fakultas Psikologi Universitas Southern Methodist dalam bukunya: ‘Ketika Diam itu Bukan Emas”, pengobatan alternatif yang dimaksudkan adalah dengan terapi menulis. Suatu alternatif dalam mengatasi masalah di atas adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan mampu meningkatkan kemampuan menulis para siswanya. Oleh karena itu, sudah selayaknya guru mencari strategi yang diperkirakan akan mampu meningkatkan kemampuan menulis siswa.
Metode quantum juga dinilai efektif untuk meningkatkan kreatifitas menulis siswa karena didalamnya banyak disajikan strategi dan teknik belajar yang menarik dan relevan dengan pengajaran menulis. Tentunya dalam hal ini akan membantu guru dan siswa dalam membantu proses belajar mengajar di kelas.
Bermula dari istilah menarik yang diciptakan oleh Bobby DePorter, Quantum Learning. (Kaifa,1999). Penulis melihat bahwa Bobby dengan sangat cemerlang membahas kegiatan membaca dan menulis dengan penuh energi dan sarat motivasi.
Quantum dipahami sebagai “Interaksi yang penuh energi menjadi pancaran cahaya yang dahsyat“. Dalam kontek belajar, quantum dapat dimaknai sebagai “Interaksi yang terjadi dalam proses belajar niscaya mampu mengubah berbagai potensi yang ada dalam diri manusia. Pancaran-pancaran itu menjadi ledakan-ledakan gairah (dalam memperoleh hal-hal baru) yang dapat ditularkan (ditunjukan) kepada orang lain “Membaca dan menulis adalah salah satu bentuk interaksi dalam proses belajar”. Memahami dan menulis menggunakan kosa kata Bahasa Indonesia perkembangannya banyak menyerap kosa kata dari bahasa daerah dan asing. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, penggunaan kosa kata yang luas akan memudahkan mengungkapkan gagasan-gagasan dalam menulis (GBPP SMK 1999, GALAXI Puspa Mega ).
Metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu pekerjaan agar tercapai tujuan yang ditentukan.
Untuk penulis pemula dapat memilih cara yang efektif dan cara yang paling mudah yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, walaupun semua metode itu pada intinya ialah ingin membangkitkan potensi yang ada dalam diri masing-masing orang dengan menggunakan metode tersebut agar ide yang ada pada penulis pemula dapat dituangkan kedalam sebuah tulisan, dengan mengolah ide-ide yang telah dimilikinya menjadi sebuah naskah tertentu yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan metode quantum dengan segala keunggulanya. Menurut hemat penulis metode quantum dapat membantu kesulitan- kesulitan siswa dalam belajar menulis. Diharapkan diperoleh manfaat seusai penelitian, tidak ada lagi anggapan bahwa belajar menulis dalam Bahasa Indonesia itu sulit, sehingga didapati kenyataan pada saat menunggu hasil ujian nasional angka kelulusan mata pelajaran bahasa Indonesia lebuh tinggi dibandingkan dengan pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar